Hahahahaha.. semoga pada gak bingung dengan judulnya :P
Baru ajah beberapa detik lalu gw liat beberapa account FBnya temen-temen lama gw yang menurut gw "menarik".
Benar saja, setelah berkunjung ke akun mereka, rasa IRI gw membuktikan bahwa akun mereka memang "menarik" [well, setidaknya menarik bagi gw].
Ya, GW IRI.
IRI. Gw gak tau nama selain IRI yang bisa mencerminkan perasaan cemburu atas sesuatu yang belum kita miliki tapi dimiliki oleh orang lain. Makanya gw berani bilang kalau gw IRI sama mereka.
Naaaahhhhh... Tapi, bukankah di ajaran agama, ajaran ppkn, ajaran motivasi-motivasi, atau apapun itu, kita diajarkan untuk TIDAK BOLEH IRI HATI DAN DENGKI???
Itu betul!
Makanyaaaa, gw akuin kalo gw IRI. Tapi gw gak berhenti di IRI dan gw tidak menjadi dengki. IRI hanya sebuah perasaan gw yang timbul sesaat.
Menurut gw, IRI bisa menjadi positif ataupun negatif, sangat tergantung dari bagaimana kita menentukan sikap setelah IRI.
1. Berhenti di IRI dan tak melakukan apa-apa?
2. Berubah menjadi Dengki?
3. Atau memacu semangat untuk meraih mimpi?
Dalam kasus gw beberapa menit lalu, gw pilih sikap nomor 3 sebagai kelanjutan IRI yang gw rasakan.
Iri yang tidak diperbolehkan adalah iri yang menjadi dengki.
Tapi gw memanfaatkan rasa IRI gw untuk memacu gw, meyakinkan gw, dan membakar semangat gw untuk BERUSAHA MERAIH MIMPI!
Rasa IRI gw mungkin akan berbeda dengan orang lain. Beberapa mungkin nyeletuk "gitu ajah kok di-iri-in". Dibanding memendam dan terpenjara dengan rasa ini, kemudian menjadi munafik, gw gak malu ngakuin kalo gw IRI.
Gw IRI melihat beberapa orang teman lama gw yang sekarang bisa traveling kemana-mana, ada yang udah jadi pilot angkatan udara, ada yang nikah dengan bule lalu keliling negara sekitarnya, ada yang jadi seniman tapi dengan karyanya bisa melalang buana. WOOWWW!!! Gw IRI karena gw punya cita-cita keliling dunia!! Dan dengan melihat foto-foto mereka, membaca cerita mereka, membaca komen2 mereka, itu semua menjadi cambuk buat gw untuk lebih berusaha menggapai mimpi gw untuk keliling dunia!
Gw IRI melihat beberapa orang teman lama gw dapet beasiswa S2 bahkan hingga S3! Baik di Indonesia maupun manca negara! WOWWWW!!! GW IRI!! Gw iri karena pertama, gw pengen banget S2, kedua karena pengen banget dapet beasiswa! Dengan melihat cerita mereka, foto-foto mereka, lagi-lagi ini menjadi tamparan keras buat gw untuk tidak menyerah menggapai ilmu!! Tidak berhenti berusaha apply beasiswa! Dan gak lelah mempersiapkan diri untuk meraih mimpi itu! Banyak hal yang harus dilakukan dan dibenahi untuk meraih mimpi yang satu ini! Dan IRI ini bagaikan air yang disiram tepat ke muka gw, ketika gw lagi merasa nyaman, bermalas-malasan dan tertidur pulas!
Gw IRI melihat beberapa orang teman gw, baik teman lama, maupun teman dekat, yang sudah memiliki anak dan keluarga tentunya.. -again- WOWWW!! GW IRI!! Hahahahahaha.. meskipun banyak mimpi ekstrim gw yang belum terwujud, gw gak lupa akan keinginan gw untuk memiliki keluarga kecil yang bahagia. Wajar kayaknya. Gw juga gak mau sendiri sampe mati. Gw butuh hadirnya seorang pria yang tidak hanya menjadi suami, tapi juga menjadi partner, menjadi supporter, menjadi motivator, menjadi sahabat, menjadi pendeket gw sama Tuhan, menjadi pengingat ketika gw salah, menjadi penghibur ketika gw ngerasa lemah, menjadi tempat berbagi, dan lebih dari itu, bisa menjadi tempat dimana gw juga bisa menjadi seperti rentetan kata-kata diatas ketika dia membutuhkannya. + bakalan lebih bagus kalo kita bisa sama-sama jadi travelmate! hohohohoho..
Gw juga IRI melihat teman-teman gw udah punya anak. WEW! Dari dulu, I Love Baby and Kid so much!!!
Nah, rasa IRI gw yang satu ini berbeda dengan 2 rasa IRI gw diatas yang menjadi cambuk buat gw untuk gak menyerah menggapai mimpi. Gw justru menganggap rasa IRI yang satu ini adalah "rem" atas segala "wild dream" gw. Seperti halnya kendaraan, kalau gak punya "rem", bisa nabrak dan mati. IRI yang satu ini adalah IRI yang menjadi cambuk pengingat gw untuk tidak mengabaikan masa depan keluarga gw. Kalau gw kebablasan dan nambah "wild dream" terus-terusan tanpa ingat keluarga, maka gw bisa nabrak, sekarat, dan mati tanpa sempat berbagi dengan keluarga yang sudah gw miliki (papa, mama, kakak), atau keluarga yang akan gw miliki nanti.
Lewat tulisan ini, gw cuma mau berbagi bahwa tidak selamanya IRI itu NEGATIVE.
Bagi gw, wajar bila seseorang merasa IRI terhadap orang lain atas sesuatu yang tidak ia miliki. Yang salah adalah ketika ia ingin memperolehnya dengan cara merebutnya dari orang tersebut. Bukannya berusaha menggapainya dengan jerih payahnya sendiri, tapi malah memangsa milik orang lain.
Yang salah juga adalah ketika IRI hati didiamkan saja, atau menjadi dengki. Meski ia tidak merampas milik orang lain tersebut, tapi ia memenjarakan dirinya sendiri pada rasa IRI.
Yang pasti, gw gak malu mengaku kalau gw IRI, tapi gw gak mau berhenti di IRI, atau mengubahnya jadi dengki. IRI yang gw rasakan adalah cambuk, tamparan, siraman, bagi kesadaran diri yang tadinya hampir tertidur pulas dalam kenyamanan saat ini. IRI yang gw rasakan harus gw ubah jadi motivasi supaya di masa depan, gak akan ada penyesalan karena gw berhenti, atau gak pernah mencoba sama sekali, atau gak melakukan yang terbaik untuk menggapai mimpi gw.
IRI.
Imagine it. Run to reach it. It'd be yours.
*christa* 16 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar