waktu gw belum selesai nulis judul (baru sampe tulisan "double big 'L'") temen gw yang lewat dan gak sengaja baca tiba2 ketawa..
Siyaul gw agak-agak mengerti arah ketawanya dia..
Negative thinkingnya gw adalah temen gw ngetawain BIG "L" itu karena dipemahamannya dia BIG "L" itu mencerminkan gw yang big and large..
huhuhuhu.. nasib...
anyway, bukan itu juga sebenernya yang pengen gw share di blog gw kali ini.
DOUBLE BIG "L" adalah Love and Life
kenapa gw bilang duo L ini adalah sesuatu yang sangat besar? karena menurut pengalaman gw menghadapi beberapa orang temen-temen gw, membuat gw berpikir bahwa "bagaimana cara seseorang memandang Love and Life, akan mempengaruhi cara orang tersebut menjalani hidupnya".
Buat gw, Love and Life harus dijalani berbarengan. Ga bisa dipisahkan. Tapi harus seimbang!
Seimbang! itulah kuncinya.
Love love love and love.
Beberapa orang temen gw, bahkan sahabat gw terjebak dalam satu kata saja. yaitu Love. Seakan-akan mereka tidak akan bisa hidup tanpa cinta. Mereka mengagungkan cinta diatas segalanya. Well, bener sih kalo kita gak bisa hidup tanpa cinta. Tapi kadang-kadang kita lupa kalo cinta itu bukan cuma cinta dengan pasangan/lawan jenis doang. Cinta kepada orang tua, cinta kepada anak, cinta kepada sahabat, cinta kepada binatang peliharaan, cinta kepada lingkungan, cinta kepada tanah air, dsb.
Kadang kala, orang mengabaikan cinta yang lain-lain itu dan hanya berpikiran bahwa cinta itu hanya ada satu, dan itu untuk kekasih/pasangannya. Lalu, ketika cinta itu pergi, entah karena diputusinlah, dicerai-in lah, ditinggal keluar kota lah, ditinggal keluar negerilah, atau bahkan ditinggal pergi selama-lamanya, maka detik itu juga dia merasa dirinya mati.
Well, kalo ditinggal pergi selama-lamanya alias meninggal sih, wajarlah kalo ngerasa sedih dan kehilangan. Tapi kalo cuma diputusin doang lantas serasa dunia jadi gelap, gw pikir itu cuma another big L yaitu Lebay kata anak jaman sekarang (a.k.a berlebihan).
Nah, itu kan kasus kalo putus cinta, ada lagi nih kasus temen gw yang "gila" karena cinta. Walau bukan "gila" dalam arti sesungguhnya, tapi menurut gw dia udah menjelang "gila".
Begini ceritanya..
Dia berkenalan dengan seseorang melalui situs jejaring sosial yang sedang naik daun saat ini. Mereka kemudian dekat. Singkat cerita, mereka jadian. Mungkin banyak dari kalian yang juga kenalan lewat situs tersebut, jadian, bahkan menikah (temen gw juga ada yang nikah dengan pria yang dikenalnya lewat situs jejaring tersebut).
Dia berkenalan dengan seseorang melalui situs jejaring sosial yang sedang naik daun saat ini. Mereka kemudian dekat. Singkat cerita, mereka jadian. Mungkin banyak dari kalian yang juga kenalan lewat situs tersebut, jadian, bahkan menikah (temen gw juga ada yang nikah dengan pria yang dikenalnya lewat situs jejaring tersebut).
Mungkin hal itu biasa bagi kalian.
Tapi kasus teman saya kali ini tidak biasa menurut saya.
Kenapa?
Karena sejak berbulan-bulan mereka jadian, mereka belum pernah bertemu! Padahal, jarak mereka tidak terlalu jauh. Masih satu pulau di pulau jawa! Jaraknya hanya sekitar 1 jam perjalanan dengan pesawat atau 8-9 jam dengan kereta! Pria tersebut mengaku kalau dia seorang pengusaha jadi gak mungkin dong kalo dia gak punya duit cuma untuk melintasi daratan dengan pesawat (soalnya gak pake lintas lautan).
Lantas, apa alasannya dia tetap tidak juga berusaha bertemu dengan teman saya???????
Tapi kasus teman saya kali ini tidak biasa menurut saya.
Kenapa?
Karena sejak berbulan-bulan mereka jadian, mereka belum pernah bertemu! Padahal, jarak mereka tidak terlalu jauh. Masih satu pulau di pulau jawa! Jaraknya hanya sekitar 1 jam perjalanan dengan pesawat atau 8-9 jam dengan kereta! Pria tersebut mengaku kalau dia seorang pengusaha jadi gak mungkin dong kalo dia gak punya duit cuma untuk melintasi daratan dengan pesawat (soalnya gak pake lintas lautan).
Lantas, apa alasannya dia tetap tidak juga berusaha bertemu dengan teman saya???????
Okehlah kalo itu hak mereka, tapi teman saya jadi "berbeda", uring-uringan, walau sudah berkali2 dijanjikan macam-macam dan berkali2 itu pula tidak ditepati, tapi teman saya tetap saja memaafkan.
GILA! Itulah menurut saya.
Memprihatinkan! itulah yang ada dibenak saya.
Memprihatinkan! itulah yang ada dibenak saya.
Teman saya ini sama sekali tidak jelek -bahkan cantik kok-, tinggi, langsing, normal, tapi dia tampak tidak bisa meninggalkan kekasihnya dan mengutamakan LOVE dibanding LIFE nya.. Sudah berkali-kali saya ingatkan, tapi dia hanya mengiyakan sejenak, lalu kembali ke kehidupan LOVE -nya yang "gila" itu. Memprihatinkan.
Quality of Life yang ada pada dirinya terlihat sangat mengkhawatirkan. Kehidupannya dengan orangtua, rekan kerja, pekerjaan, sahabat, dan teman-temannya menjadi tidak seimbang.
Pertanyaan ini mungkin sering ada dibenak beberapa orang :
"gimana caranya supaya dapet pacar"
"gimana caranya supaya status gw berubah dari single ke in a relationship"
"gimana caranya supaya gw sembuh dari rasa sakit ini"
Well, bagi gw, Bukankah daripada kita pusing memikirkan hal itu, lebih baik kita memperbaiki diri dulu menjadi orang yang berkualitas dan bernilai? Mengasah diri kita menjadi seorang yang mengkilat dan cemerlang? Sehingga nantinya akan ada seseorang yang melihat pesona kita dan benar2 tulus mencintai kita?
Bukankah sebaiknya kita memperbaiki kualitas diri kita dan hidup kita terlebih dahulu sebelum jadi 'heboh' dengan yang namanya cinta?
Karena kualitas diri sendiri dan hidup itu akan menentukan diri kita, nilai kita, apa yang akan kita lakukan dimasa depan, apa yang menjadi tujuan hidup kita, dan bagaimana kita memaknai cinta.
Inilah ketidakseimbangan itu! -menurut saya-
Ketika seseorang hanya memikirkan how to get a love, tanpa bisa berpikir 'how to find a true love'.
Ketika seseorang hanya memikirkan how to satisfy my lovely, tanpa bisa berpikir 'how to satisfy me and my life'.
Ketika seseorang hanya memikirkan how to make a long relationship, tanpa bisa berpikir 'how to build a strong and health relationship".
Ketika seseorang hanya memikirkan i can't live without him/her, tanpa bisa berpikir 'there are a lot of people that love me as the way i am and makes me live my life'
Love and Life.
Seharusnya mereka seimbang.
Seharusnya mereka tidak menutupi fungsi yang satu dengan yang lain.
Seharusnya mereka berjalan beriringan.
Seharusnya mereka ada tanpa meniadakan yang lainnya.
*dedicated to my beloved best friend, u know who u are*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar